Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

Islam Sebagai Ideologi Gerakan

M. Taufiq Rahman Sebelum memulai diskusi tentang Islam sebagai ideologi, ada baiknya kita ikuti dulu pengertian dan pemahaman tentang ideologi itu sendiri. Setelah itu baru kita ikuti perkembangan sejarah Islam dalam hubungannya dengan ideologi tersebut.

MERAJUT KESATUAN, MENJAGA KEINDONESIAAN

Enda Natakusumah PILPRES dan PILEG 2019 telah menjadi konsumsi publik, bahkan sampai sekarang. Status dan komentar me nghiasi media sosial . Argumen mereka sesuai dengan selera pilihan dan hati nurani, karena beda pilihan merupakan suatu kewajaran. Menjaga toleransi menjadi suatu keharusan, dengan mengedepankan etika dan estetika politik, kemajemukan menjadi simbol persatuan.

CIVIL MESTI PUNYA CIVILITY

M. Taufiq Rahman Dalam Bahasa Inggris, ada kata yang kait mengait antara satu dengan lainnya: civil (rakyat), civility (keadaban), dan civilization (peradaban). Dan semua itu dapat kita gabung dalam satu kata yang menyatukan ketiganya, yaitu karakter, sebagai sifat khas manusia.

Historiografi Sufi dalam Perspektif Fenomenologi

Gambar
Ajid Thohir Historiografi Ulama Sejarah sebagai disiplin ilmu sosial dan humaniora, masih memerlu ­ kan kajian dan metodologis yang sangat luas dan komprehensif. Feno­me­na kemanusiaan yang nyatanya sangat kompleks juga memerlukan wa­dah yang bisa menghimpun,menampung secara utuh, bahkan berba­gai upaya yang dapat menjelaskannya. Realitas tersebut melibatkan bu ­ kan hanya fenomena lahiriyah, tapi juga aspek-aspek bathiniyahnya yang sebe­nar­nya juga dominan melahirkan gerak sejarah. 

Review atas Toleransi Keagamaan

Dody S. Truna Batas Toleransi dan Identitas Kelompok Menurut pandangan Dr. Dody, keragaman agama atau keyakinan memiliki garis batas masing-masing yang harus diakui dan dihor­mati. Keberadaan garis pemisah tersebut harus diakui dan se­tiap orang tidak dapat memaksakan orang lain untuk menghapus ga­ris pe­misah dan menerobos ke ruang keyakinan orang lain. Meng­a­­baikan batas akan menga­bur­kan dan bahkan memadamkan karak­teristik khusus agama, meng­ubah identitasnya, dan mungkin meng­an­cam keberadaannya. Sebalik­nya, menjaga batas-batas, mema­ha­mi perbedaan dan garis pemisah an­tara satu agama dengan aga­ma yang lain justru menegaskan ek­sis­ten­si agama itu sendiri.