Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2023

Prodi S2 Studi Agama-Agama (SAA) Gelar Workshop Kurikulum 2020

Gambar
Rabu (19/8/2020) Program Studi S2 Studi Agama-Agama (SAA) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung menyelenggarakan program workshop kurikulum kepada seluruh dosen di lingkungan prodi S2 SAA, alumni, mahasiswa, dan pengguna. Workshop kurikulum ini mengusung tema "Studi Agama-Agama untuk Toleransi dan Perdamaian". Selain itu, workshop ini juga mengundang pakar pendidikan tinggi yakni Prof. Dr. H. Afif Muhammad MA, dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Cendekia, Garut, Jawa Barat. Kegiatan ini diadakan rutin setiap tahun ajaran baru sebagai bagian dari penyempurnaan kurikulum. Tahun ini kegiatan tersebut diadakan di Hotel Shakti, Jalan Soekarno-Hatta No.735, Cimencrang, Gedebage, Kota Bandung. Ketua Prodi S2 SAA, Dr. Rifki Rosyad, MA, dalam sambutannya menyampaikan bahwa workshop ini merupakan agenda yang sangat penting untuk mewujudkan Prodi SAA yang unggul dalam menciptakan para lulusan yang mampu beradaptasi dengan kebutuhan zaman. "Perubahan sosia

Moderasi Beragama dalam Dialog

Gambar
Program studi Magister (S2) Studi Agama-Agama (SAA) Pascasarjana UIN SGD Bandung bekerjasama dengan Gereja Katolik Hati Kudus, Tasikmalaya melaksanakan seminar dengan tema “ Moderasi Beragama di Masyarakat Perkotaan”.   Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Gereja Katolik Hati Kudus, Tasikmalaya pada 21 Februari 2023. Di awal seminar, Romo Fabianus Muktiyarso—pemimpin Gereja Katolik Hati Kudus—menjelaskan tentang peristiwa kelam tahun 1996 yakni perusakan gereja oleh sekelompok oknum masyarakat. Persitiwa ini menyebabkan luka mendalam bagi umat Katolik di Tasikmalaya. “Bagi kami, ini adalah peristiwa Tragedi Intoleransi yang tidak mau terulang lagi. Saat itu, tidak hanya luka fisik yang kami rasakan, tetapi juga luka psikis.”, ujar Romo Fabianus. Namun, Romo menjelaskan bahwa setiap peristiwa selalu ada hikmahnya. Dalam tragedi ini, ia menjelaskan pentingnya komunikasi dan dialog keagamaan yang pada ujungnya akan bermuara pada kesepakatan dan toleransi. “Setelah peristiwa itu, kita berub